Dilema Jualan Pulsa dan Kuota di Zaman Digital

Usaha sampingan yang bisa dilakukan sekarang salah satunya adalah berjualan. Akan tetapi, tak sembarang usaha dagangan yang bisa dilakukan dengan rasa enjoy. Berdagang pulsa dan kuota merupakan salah satu contoh yang bisa dilakukan. Pedagang cuma butuh menyiapkan uang untuk saldo awal. Kalau zaman dulu kita mesti deposit ke konter terdekat. Bisa disebut mitra konter untuk bisa kerja sama bareng.

Akan tetapi, dengan seiring berjalannya waktu, sekarang jualan pulsa gak perlu menjadi mitra konter lagi. Cukup bermodalkan uang dan aplikasi di Android, penjual dapat berdagang dengan gampang. Untuk aplikasinya beraneka ragam, seperti LinkAja, Mitra Shopee, Mitra Tokopedia, Mitra Bukalapak, dan lain sebagainya. fitur yang ditawarkan di dalam aplikasi simple dipakai. Apalagi di dalam aplikasinya bisa untuk melakukan pembayaran seperti tagihan-tagihan bulanan seperti listrik, BPJS, PDAM, dan lain sebagainya.

Kemudahan itu menciptakan suatu trend berdagang menjadi mudah. tidak cuma itu saja, pedagang tak perlu membuka toko atau tempat berjualan. Semuanya sudah instant dan dapat dilakukan dimana saja kapan saja atau bisa disebut fleksibel. Gak heran jika jualan pulsa bisa sebagai alternatif sampingan. Tetapi, ada susahnya untuk jualan pulsa di zaman sekarang. Bisa dilihat, sekarang sudah bisa pesan apapun lewat smartphone. Dari handphone juga, pembeli bisa Whatsapp ke pedagang untuk membeli pulsa.

Nah dari sini kita bisa menilai keruwetan jualan pulsa dimulai. Mudahnya membeli pulsa melalui Whatsapp dengan akhirnya berakhir tumpukan hutang. Jadi jarang banyak dari pembeli yang lupa dengan hutangnya. Sebagai pedagang pastinya membutuhkan kesabaran extra dan keberanian buat menagih hutang. Namun uang yang harusnya bisa diputarkan kembali sebagai modal malah tersendat karena hutang orang lain. Dilema tunggakan utang kadang jadi masalah pedang pulsa.

Zaman sekarang yang sudah serba digital memang semuanya jadi lebih mudah. Bisa jadi itu faktor kenapa banyak yang lupa dengan hutang pulsa atau kuota mereka. Kemudahan membeli pulsa membuat lupa dengan kewajiban mereka untuk membayar. membeli pulsa atau kuota ibarat membeli hal yang tak terlihat atau ghaib. Bisa jadi itu juga salah satu hal yang membuat pembeli sering lupa dengan hutang pulsanya.